Pegangan Hidup yang Benar

Penyaji: Khemanando Bhikkhu

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

Dewasa ini amatlah banyak yang kita temui kasus-kasus orang yang mengalami goncangan batin, tekanan batin atau dalam bahasa populernya disebut Stress/depressi. Banyaknya saudara-saudara caleg kita yang tidak bisa mencapai target yang diinginkan sehingga membuat mereka jatuh. Hingga hilangnya keyakinan pada diri sendiri, kepribadian hidup dan pegangan hidupnya, yang menyebabkan batin mereka semakin menderita. Problem semacam ini sekarang banyak kita jumpai didalam masyarakat, keluarga maupun didalam diri pribadi seseorang. Wajib bagi mereka, yang mengalami goncangan batin ini, harus mencari solusi agar problem itu tidak semakin parah. Apabila dibiarkan begitu saja tanpa mencari solusi yang tepat, maka problem itu akan menyebabkan mereka menjadi gila. Apabila sudah menjadi demikian, sulit bagi kita untuk menyembuhkannya. Kondisi ini sangat disayangkan, namun kebanyakan orang, yang sedang mengalami problem ini kadang-kadang mencari jalan keluar yang kurang tepat, mereka berharap dapat menemukan jalan keluar pada;

– Diri orang lain, misalnya; Ayah, Ibu, atupun family.

– Harta benda, kekayaan

– Kekuasaan, pangkat

– Organisasi

– Makanan. Minuman termasuk minuman keras, obat-obatan terlarang dll.

Sudah tepatkah mereka bersandar pada kondisi itu? Sudah benarkah pegangan yang mereka cari untuk membahagiakan batin mereka yang sedang kacau dan menderita? Semua itu adalah tempat yang kurang aman dan kurang tepat, mengapa demikian? Karena didalam diri orang lain maupun benda-benda, pangkat atupun makanan dan minuman tidak bisa menjadi pegangan yang sesungguhnya. Batin semua orang sebenarnya sama, hanya terdiri dari getaran-getaran dari pikiran, ingatan, perasaan dan kesadaran. Misalnya; orang tua kita sendiri, yang pikirannya selalu berubah dan perasaannya tidak selalu tetap. Kadang kalu mereka sedang marah, mereka tidak ingat lagi kepada kita (anak). Apa yang telah diberikan terasa hilang disaat syndrome itu muncul. Orang tua kita yang selalu mengasihi, melindungi, membimbing, dan menyayangi kita, tetapi ketika mereka marah, mereka tidak segan-segan membentak kita, memarahi kita, menendang, mengabaikan dan bahkan mengusir kita. Dengan demikian, didalam diri orang lain tidak dapat kita temukan pegangan yang kokoh atu kuat untuk kita. Lalu, bila demikian, dimanakah sebenarnya tempat yang bisa menjadi pegangan dan sandaran kita yang aman? Terutama bagi kita yang sedang mengalami problem yang berat. Ada tiga macam tempat sandaran yang kokoh dan tidak berubah, bagi mereka yang mengalami goncangan-goncangan tersebut, yaitu;

1. SILA : Perilaku yang baik atau Moralitas. Usahakan untuk bisa menerapkan sandaran ini didalam kehidupan kita. Kondisi ini yang menjadikan hidup kita bebas dari kesalahan-kesalahan yang bisa dicela maupun dibenci orang lain. Sehingga suatu saat bisa menyakiti dan mencelakakan diri sendiri.

Yang termasuk disini adalah;

– ucapan (berbohong, omong kosong, berdusta)

– perbuatan (pencurian, pembunuhan, berzinah)

– Mata pencaharian (mengeluarkan kata-kata kasar, tidak menjual belikan barang

yang tidak benar secara hokum)

2. SAMADHI: Ketengan pikiran/ batin dan memiliki perhatian yang prima. Usahakan untuk selalu sadar akan semua tindakan kita.

Yang termasuk disini adalah;

-Usaha ( berusaha menimbulkan hal-hal yang baik, berusaha melenyapkan hal-hal

yang jelek)

-Perhatian (tidak lalai atau lengah)

– Konsentrasi (pikiran menyatu kearah yang benar dan tenang)

3. PANNA: Kebijaksanaan

Yang termasuk disini adalah;

-Pengertian benar (wawasan/ perhatian)

-Dan memiliki pikiran yang benar

Artinya, kita tahu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, yang bermanfaat dan tidak, yang terpuji atau tidak serta mempunyai pikiran yang mampu melepas ikatan, baik terhadap kesenangan, kebencian, keuntungan maupun kerugian. Hanya pada tiga sandaran itulah, SIla, Samadhi dan panna, seseorang akan dapat menemukan pegangan hidup atau sandaran hidup yang benar, kuat, kokoh dan tidak akan berubah. Dari ketiga factor inilah kita dapat simpulkan bahwa;

SILA : Dapat dipakai atau diaplikasikan sebagai alat untuk mencegah penderitaan batin seperti stress, goncangan atau kekacauan batin. Dengan melaksanakan sila, seseorang akan terhindar dari kemungkinan timbulnya penderitaan batin.

SAMADHI : Dapat diaplikasikan untuk mengatasi timbulnya suatu penderitaan yang sedang dialami. Dengan mengembangkan Samadhi, seseorang juga akan merasa tenang dan nyaman serta merasakan kebahagiaan baik jasmani maupun batin, dengan syarat menjalankan Samadhi dengan benar.

PANNA : Dapat diaplikasikan sebagai alat untuk menyembuhkan atau mengobati penderitaan batin, stress yang berkepanjangan.

Dengan memahami tentang hakekat hidup yang benar dan selalu berupaya tidak melekat dan mampu melepas apa yang sudah terjadi. Uang yang banyak karena mencalonkan diri tentunya menjadi problem bagi caleg-caleg kita, sehingga mereka harus berani dan mampu untuk melupakannya saat ini juga. Tidak ada gunanya menyesali apa yang telah terjadi, semua itu tidak akan kembali lagi kecuali kalo kita berusaha kembali, maka kita akan bisa mendapatkannya kembali. Ketika kita berani melepas, berangsur-angsur goncangan-goncangan, tekanan dan kekacauan batin yang kita derita, akan bisa terkikis dengan sendirinya. Kadang kita bisa lalai dalam menjalankan sila, Samadhi dan Panna. Sehingga timbullah noda-noda batin yang semakin kuat, nah perlu bagi kita untuk mendalami Buddhadhamma dan berusahauntuk mendengarkan dhamma, tak kalah pentingnya untuk mempraktekkannya. Buddha menyatakan didalam Dhammapada “ jadikanlah dirimu sebagai pulau bagi dirimu sendiri”. Kata-kata itu sangatlah tepat untuk direnungkan dan diselami sehingga pada akhirnya kita akan merasakan indahnya dhamma, yang sebelumnya belum pernah kita rasakan. Renungkanlah hal itu setiap saat agarkita benar-benar memperoleh pegangan yang kuat, kokoh dan tak tergoyahkan. Semoga dengan usaha baik kita, kebahagiaan dan kedamaian akan melimpahkan didalam kehidupan kita. Semoga dhamma tetap lestari didunia ini.

Semoga semua makluk berbahagia