“BE POSITIVE  by NN”

                Kita sering mengatakan, “Ayo berpikir positif dong!”, atau mungkin kita senang melihat orang yang mampu bersikap positif, atau tak kalah seringnya kita mendapat nasehat agar bisa menjadi positif. Tapi apakah bersikap positif itu? Apa saja ciri-ciri orang yang bersikap positif? Bagaimana kita mengetahui bahwa kita telah bersikap positif? Apakah bersikap positif itu bisa dipelajari? Apakah semacam seni tertentu? Apa bedanya dari bersikap negatif?

Ternyata tidak mudah menjawab semua pertanyaan di atas. Tak jarang kita hanya sekedar berkata, “Bersikap positif itu seperti itu lho, kamu tahu sendiri deh.” Tentu bukan itu jawaban yang ingin kita dengar. Kita ingin tahu batasan-batasannya agar kita pun dapat bersikap positif.

Tak pelak lagi hampir semua dari kita sepakat bahwa bersikap positif adalah kebutuhan bagi kehidupan diri kita sendiri, team kerja, keluarga dan masyakarat. Kita ingin belajar bagaimana dapat bersikap positif. Kita juga ingin bisa memetik hasil dari bersikap positif.

Oleh karena itu, Redaksi secara berkala mempostingkan serial Be Positive # yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bersikap positif. Serial ini merupakan hasil olahan berbagai tulisan dengan merujuk pada sumber utama buku “Be Positive” karya Phil Clements.

Mari kita sama-sama belajar dan menjadikan “Be Positive” sebagai motto kita dalam setiap kesempatan. Semoga serial ini bermanfaat bagi kita juga lingkungan kita. Salam hangat!
***
#1. Pendahuluan

– Tunjukkan pada beberapa orang sebuah gelas yang terisi air separuh, maka beberapa di antara mereka akan adanya yang mengatakan bahwa gelas itu setengah penuh, dan beberapa orang lain akan mengatakannya setengah kosong.

– Bila dalam suatu rapat seseorang mengemukakan gagasan yang cemerlang dan inovatif, maka kita dapat melihat bahwa sebagian peserta rapat ada yang membahas mengenai keuntungan gagasan itu, dan sebagian peserta rapat akan berusaha sedapat mungkin menggagalkan pelaksanaan gagasan itu.

– Tanyailah orang-orang yang bekerja sebagai petugas pemasaran mengenai apa pendapat mereka tentang pelanggan yang mereka kunjungi, maka ada sebagian yang memberikan jawaban sinis serta tidak enak didengar seolah-olah para pelanggan lebih sering menyulitkan mereka.

Dari tiga perumpamaan di atas terlihat ada kesamaan umum di antara mereka yang melihat gelas sebagai setengah penuh, mereka yang lebih melihat tantangan ketimbang kesulitan, dan mereka yang sepenuh hati ingin memberikan layanan terbaik pada pelanggannya. Kesamaan mereka adalah, sikap positif.

Mari kita perhatikan berbagai kecakapan yang diperlukan agar kita dapat menjadi seorang manajer yang baik; yaitu, kecakapan berkomunikasi, mengelola waktu, memotivasi, membuat rencana, mendelegasikan wewenang, kepemimpinan, membuat keputusan, negosiasi, dan masih banyak hal lain. Setiap kecakapan itu hanya akan berhasil bisa sungguh-sungguh berlandaskan pada sikap positif. Sikap positif merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan manajemen di abad 20 ini.

Bila anda sedang bekerja dalam suatu perusahaan yang sedang membenahi dan mengembangkan diri, maka semua sektor, mulai dari manajer, supervisor dan staff akan merasakan beban tanggung jawab yang lebih berat, pekerjaan lebih banyak, keputusan lebih sulit. Untuk mengatasi semua ini anda membutuhkan sikap positif untuk menanganinya. Jika anda mau bersikap positif, maka anda tidak punya waktu lagi untuk bersikap negatif.

Barangkali anda berkata, “Tetapi saya tidak punya bakat untuk bersikap positif”. Jangan khawatir. Anda dapat belajar untuk menjadi lebih positif sama seperti anda belajar berkomunikasi, mengelola waktu, memotivasi dan berbagai kecapakan manajerial lain. Kita dapat mempelajari apa sebenanrya bersikap positif, bagaimana hal itu dapat dicapai, dan bagaimana sikap positif dapat diterapkan dalam berbagai situasi.