PACARAN MENURUT PERSPEKTIF BUDDHIS
Penyaji: khemanando bhikkhu
Pendahuluan
Menyikapi fenomena pacaran di jaman sekarang ini memang bisa membuat kita terpana, gimana tidak, dari kemajuan dan terus menerusnya perkembangan dunia yang makin maju ini tidak terasa meracuni hati dan prilaku manusia yang seharusnya bisa dihindari atau minimal bisa mengurangi kadar racun yang tercampur dalam darah keimanan kita. Khususnya dalam hal ini pacaran, meragukan banget kalau para remaja-remaja muda ini menilai atau definisi pacaran sebagai tali silahturahmi keluarga untuk mengenal dan saling memahami satu sama lain untuk kelancaran hubungan yang berakhir dengan pernikahan, tapi banyak survey membuktikan bahwa hubungan diera modern ini hanya memprioritaskan nafsu bukan mengutamakan the best relationship.
Dari sudut pandang buddhis sendiri jika kita menginginkan sahabat yang baik dan bisa mendukung kita dalam mengatasi krisis relationship maka kita harus memilih pasangan itu dengan hati yang benar-benar tulus. Menurut referensi dari Sigalovada Sutta dijelaskan ada empat jenis sahabat yang perlu dipahami dengan jelas, antara lain:
1. Penolong
2. Sahabat diwaktu senang dan susah
3. Sahabat yang memberi nasihat baik
4. Sahabat yang simpati
Atas empat dasar sahabat yang menolong harus dipandang sebagai sahabat yang berhati tulus, yaitu;
1. Ia menjaga dirimu sewaktu kamu udah tidak siap
2. Ia menjaga milikmu ketika engkau lengah
3. Ia menjadi pelindungmu ketika engkau sedang ketakutan
4. Jika engkau melakukan tugas, ia memberikan bekal dua kali lipat dari yang kamu perlukan.
Atas empat dasar sahabat diwaktu senang dan susah yang harus dipandang sebagai sahabat yang berhati tulus, yaitu;
1. Ia menceritakan rahasia-rahasia kepadamu
2. Ia tidak menceritakan rahasia itu kepada orang lain
3. Didalam kesusahan ia tidak akan meninggalkanmu
4. Untuk membela dirimu, ia bersedia mengorbankan nyawanya.
Atas empat dasar sahabat yang menasihatkan apa yang engkau lakukan sebagai yang berhati tulus, yaitu;
1. Ia mencegah engkau berbuat salah
2. Ia mengajurkan engkau untuk berbuat yang benar
3. Ia memberitahukan apa yang belum pernah engkau dengar
4. Ia tunjukkan padamu jalan kesurga.
Atas empat dasar sahabat yang bersimpati harus dipandang berhati tulus, yaitu;
1. Ia tidak merasa senang atas kesusahanmu
2. Ia merasa senang akan kesuksesanmu
3. Ia cegah orang lain bicara jelek tentang dirimu;
4. Ia sanjung setiap orang yang memuji dirimu.
Sebenernya boleh ga sich pacaran itu?
Kalau dilihat dari perkembangan budaya dan keanekaragaman pergaulan kayaknya ngga mungkin kalau pacaran itu dibumi hanguskan, jadi menurut pandangan saya boleh2 saja tapi gimana kita menyikapi hal tersebut hingga tidak terjebak dalam kemaksiatan. Nah beberapa pengetahuan dari saya ada beberapa hal disini akan membantu pencerahan, bagaimana pacaran yang nyaman, dan sehat itu?, ada beberapa tips yang akan kita bahas……, OK mari kita bahas..
Sebelumnya saya pernah membaca disalah satu buku dan membuat saya penasaran untuk saya baca dan setelah saya pahami ternyata memang nyaman buat menjalin hubungan dan tidak hanya untuk pacaran saja melainkan juga untuk relationship yang lain, teknik ini disebut SMART, nah apa itu SMART ……..?
SPESIFIK yang artinya khusus, tertentu atau hanya itu saja. Disini kita mencoba bermain pikiran dan niat sebelum terjadinya hubungan itu, anda pacaran itu niatnya apa sich? keperluannya apa sich? atau pengennya menghasilkan apa dari pacaran itu, pasti beda donk definisi atau niat pacaran antar manusia satu dengan yang lain…., nah langkah awal ini harus jelas dan ga boleh menyimpang, bahaya!!
Misalnya mungkin pacaran itu hanya mencari sebuah status gender atau pengen dilihat bawa gandengan. Seperti yang saya bilang diatas, saya ragu kalau niat pacaran sekarang itu untuk want to know for married, …., Intinya kalau sekedar iseng atau coba-coba mending tidak melakukan… kasihan manusiakan, mereka juga punya prasaan hehehe…. nah setelah niat awal udah jelas baru deh melangkah ke jalan berikutnya….
MEASURABLE atau terukur. Nah hal ini perlu diperhatikan setelah menjalani proses PDKT alias pendekatan awal lanjutan setelah jalan atau jadian…, terukur disini maksudnya apakah semua yang anda rencanakan udah terukur sampai batas mana anda mengenal dan memahami pasangan anda, pasti ada tingkatannya, masa setahun jalan belum tau apa-apa tentang pasangan anda kan ga mungkin, sepertti halnya kebaktian kevihara kian hari harusnya kian khusyuk jangan malah ditinggalin…, Intinya hubungan anda ini kayaknya bisa dilanjutkan atau tidak? atau malah bikin runyam kegiatan anda??
Selanjutnya ACHIEVABLE atau jelasnya dapat tercapai. hal ini tidak jauh dari tahap terukur diatas cuman kalau pacaran tadi tidak menghasilkan hal-hal positif dan memacu anda untuk berbuat baik dan jauh dari maksiat kenapa pacaran itu dilakukan?? betul ga??
REASONABLE alias layak, pantas dan masuk akal. Apa sich yang membuat pacaran itu pantas, layak dan masuk akal? tentu ada alasannya, misalnya gini jika anda benar-benar pacaran itu untuk nikah tunjukin donk pada orang-orang kalau anda itu pacaran jelas dan tidak neko-neko atau sekedar menjalankan proyek buaya (playboy/playgirl) nah ini harus jelas apalagi kejelasan keluarga atau modal juga harus dipikirin, selain itu juga harus memperhatikan manajemen pacaran yang benar-benar bisa memberikan kontribusi yang baik bagi kita dan pasangan kita…
Finally, TIME , bahasa Indonesianya waktu, jelas tau semua donk, target, pencapaian, klimaks…., kapan memulai, kapan klimaks dan kapan mengakhirinya. Ini semua harus jelas, jadi kalau anda sekalian hanya diberi iming-iming jangan mau, mending minta kejelasan dari pada berabe, bubar semua malah kacau. Seperti halnya pekerjaan redaksi semua ada tahapannya dari mulai rapat redaksi, bagi tugas liputan, penulisan, editing, layout hingga jadwal cetak dan sampai ke tangan pembaca semua harus rapi semua itu harus jelas urutannya. Intinya jikalau mertua sudah bilang, ” kapan mau menikahi anak saya?”, jangan sampai anda jawabnya, ” Masih lama pak, belum mapan segala sesuatunya, yach main-main dulu aja lah pak, santai”, waduh bisa-bisa rumah kamu dibakar tuh ama mertua, gila udah berlama-lama pacaran ternyata masih ga jelas juga, belum siap kok nekat??
Kesimpulan
Untuk menjalin sebuah hubungan yang baik atau dalam bahasa kerennya disebut pacaran ini kita memang betul-betul dituntut untuk bisa menentukan seorang sahabat yang bisa memahami kita including orang tua kita. Sahabat tersebut harus bisa menjadi penolong, sahabat pada waktu senang dan susah, sahabat yang memberikan apa yang engkau butuhkan dan ia menggetar simpati untuk dirimu. Empat jenis sahabat ini adalah orang bijaksana yang harus dikenali sebagai sahabat dan kepada empat sahabat ini ia harus menyediakan dirinya bagaikan seorang ibu terhadap anak kandungnya sendiri. So, berpacaran menurut ajaran Buddha tidak diperbolehkan melakukan suatu tindakan yang merugikan atau membuat orang lain menderita, similarly harus membuat pasangan anda berbahagia dan gembira atas sikap anda yang tidak melanggar sila atau norma-norma yang ada.
Nah………, gitu dech sekilas dari apa yang bisa saya sampaikan dan semoga tips diatas bisa anda terapkan dalam menjalin sebuah hubungan yang baik. Ehmm, inget ini semua masih dalam porsi latihan manajemen berpacaran, meski melatih kita untuk menghindar dari hal-hal yang tidak baik namun jika dalam hubungan tersebut melanggar batasan-batasan yang ditetapkan Ajaran Buddha maka tetap saja diberi label AKUSALA KAYAKAMMA alias kamma buruk yang dilakukan melalui perbuatan!!”
7 comments
Comments feed for this article
October 15, 2008 at 4:39 am
Bng
Namo Buddhaya Bhante,
Klo bicara sahabat kyknya susah ya cari yg seperti Bhante sebutkan di atas. Palagi dgn tmn sesama wanita, banyak cemburunya. Cuma baiknya di depan kita, tapi di belakang biasanya suka jelek2in kita dan berusaha menyaingi kita. Bisa2 cowok kita disabet nantinya.
Klo mslh pacaran, memang pacaran skrg ini apalagi buat yg remaja2 kita cuma buat main2 alias jaga gengsi gitu.. Biar dibilang gaul, iseng2 juga buat nambah koleksi.
Pacaran mmg seharusnya buat lebih mengenal pasangan kita, yah klo udah cocok bisa lanjut ke jenjang selanjutnya. Tapi yg kita liat di kalangan remaja ada yg sempat uda duluan hamil, gimana ya Bhante? Mereka blm ngerti arti suatu pernikahan, jg blm saling mengenal satu sama lain dgn baik dan harus menjadi pasangan muda. Dan pada akhirnya akan berakhir juga dgn perceraian. Bagaimana Bhante menanggapi hal ini?
October 15, 2008 at 7:34 pm
Risna
Saya akn sampaikan jwbnya pd tmn saya,Anumodana bhante.Saya SMA,bhante.Bhante Kamsay sering ceramah di sekolah jd saya tau.Bhante khmand jg sekali2 cermah disklh saya dong bhante.Kbaktian jumat sdh jarang diisi ceramah dr bhante.Saya jd malas datang kebaktian,apalagi kalau *** **** yg ceramah! Mending baca aja deh,ngeselin sih.Pak Andri,kami rindu bpk!!!Semua murid kangen bpk.Hiks..
October 15, 2008 at 7:41 pm
Risna
Oh ya,bhante,jika berkenan,mohon bhante buka friendster milik bhante,krn saya sudah add friendster bhante dan menunggu approve nya.Terima kasih sebelumnya bhante 😀
October 20, 2008 at 4:12 am
JC
Sekedar masukan,
selain pentingnya memperhatikan “SMART”, dalam menjalin hubungan penting kiranya memberi sedikit batas untuk yang namanya “kedekatan”. Dengan adanya batasan itu maka kepada masing-masing pihak akan tertinggal sedikit rasa hormat dan segan. Dengan demikian mudah-mudahan dalam pergaulan tidak akan terlanjur jauh tanpa batas yang ujung-ujungnya merugikan diri sendiri dan membuat orang-orang disekeliling kita turut menderita.. terutama orang tua kita, mereka tidaklah mungkin bisa merasakan ketenangan jika anak-anaknya mendapat masalah..
November 11, 2008 at 5:50 am
s_s
Namo Budhaya Bhante Khemanando,
Sesuai dengan jaman sekarang ini, Banyak umat Buddha yg cuma merupakan Umat Buddha KTP, mereka sama sekali tidak mengerti hal – hal berbau Budhist, mana yang bole.. mana yang tidak bole.. banyak dari mereka yg masi tdk dewasa tidak mengerti hal2 beginian dan tidak mengerti bahwa semua merupakan proses karma.
Bahkan di masyarakat luar, banyak anak2 yang tidak sekolah, tidak pernah ke vihara, mgkn yg ada dalam pikiran mereka, teman merupakan segalanya.
Alangkah baiknya kalo kita bisa secara luas mengubahnya dengan memberikan Pelajaran2 Dasar untuk mereka anak2 remaja, ataupun dewasa yg buta dalam agama buddha mengenai Dasar2 Dana, Sila, Meditasi, Ceramah2, Parita2 dan semua hal yang berbau budhist.
Anumodana
December 1, 2008 at 6:32 am
Wilchan
Bagus sekali, saya link ya blog ini ke diskusi di http://vidyasena.ning.com
Salam kenal, Bhante.
January 14, 2009 at 7:02 am
ratna shanty
Namo bddhya bhte……, udh lama bnget sy gak dgarin bhte ceramah….he3x. artikel2 bhte ne bgus bnget n bermanfaat bnget untk kawula muda buddhis. smoga bnyk tmn2 yg njalaninnya sesuai saran bhte. thx