KETENANGAN YANG BENAR MENURUT PERSPEKTIF BUDDHIST

Oleh: Bhikkhu Khemanando

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhasa

Bahum ve saranam yanti        Pabbatani vanani ca

Aramarukkhacetyani               Manussa bhayatajjita

Karena rasa takut , banyak orang mencari perlindungan kegunung-gunung, keasrama-asrama (hutan buatan) kepohon-pohon, kedukun dan ketempat-tempat pemujaan yang dianggap keramat lainnya.

Begitulah syair Buddha yang tertulis didalam Kitab Suci dhammapada, Buddhavagga XIV ayat 188, yang mana bisa kita kaji dengan baik. Dengan disabdakannya syair tersebut oleh Buddha sendiri karena beliau melihat bahwa hal itu sangat bertentangan atau telah menyimpang dari Jalan yang benar yang merupakan Ajaran yang telah ditemukan oleh beliau sendiri. Dari perspektif ini Buddha mempunyai sebuah tujuan untuk menyadarkan umat manusia yang telah disyndromi masalah ini tetapi bukan memaksakan mereka untuk mengikuti AjaranNya. Tetapi bagi mereka yang bisa melihat dan mengerti hal ini akan bisa menolak pandangan tersebut dan menjalankan cara yang benar sesuai dengan Jalan kebenaran (Dhamma) yang telah beliau Ajarkan. Memang dalam kenyataannya, masih banyak orang-orang mencari ketenangan serta menginginkan suatu kebahagiaan dimana-mana, misalnya; kegunung-gunung, kepohon-pohon, kedukun, fortune teller, dukun yang bertaraf international, Tangki/LukThang, maupun ketempat pemujaan lainnya demi keinginan yang mereka harapakan (jodoh, kebahagiaan, menjadi kaya, kekuasaan, dsb) dan kejadian seperti ini sudah terjadi ketika Buddha masih hidup didunia ini. Buddha menyatakan didalam sabdaNya; “Tetapi itu bukanlah perlindungan yang aman, bukan perlindungan yang utama. Dengan mencari perlindungan seperti itu, maka orang-orang itu tidak akan bisa terbebas dari penderitaan”.

Saudara-saudara, kita patut menyadari dan merenungkan, sebelum semua itu terjadi pada diri kita sendiri. Dan selagi kita mempunyai kesempatan untuk bisa merubah, ubahlah sifat-sifat yang mungkin masih bertentangan dengan Dhamma saat ini juga. Letakkanlah semuanya!…serta berpikirlah secara bijaksana, waspadalah dengan pengaruh-pengaruh yang masih menjadi syndrome masyarakat belakang ini. Jadi kita jangan ragu-ragu untuk merubahnya, dan janganlah kita menyia-nyiakan moment yang baik ini. Marilah kita hidup bersama-sama dengan Dhamma secara benar, berada didalam dhamma karena kita adalah bagian dari Dhamma itu sendiri. Pahamilah itu! Semua orang, semua makluk tanpa terkecuali dianjurkan untuk mempraktekkan Dhamma secara benar dan toleran. Tetapi, memang pada kenyataannya masih banyak kita melihat kehidupan orang-orang saat ini dengan mata kita sendiri. Sebagian umat manusia yang ingin mendapatkan kebahagiaan atau ketenangan yang masih dicengkeram oleh Keserakahan (Lobha), Ketidaktahuan (Avijja)atau kebodohan (Moha) masih tersebar dimana-mana tidak tahu bahwa dirinya telah termanipulasi dengan syndrome yang membahayakan itu. Jika kita terhipnotis dengan mereka yang telah menempuh jalan itu maka kita akan kehilangan keyakinan, berpikirlah sebelum kita terjebak dalam siklus ini. Selama Lobha, Dosa dan Moha belum tereliminir dari dalam diri mereka, maka selama itu pula kehidupan mereka tidak akan pernah terpuaskan dan tidak akan mengerti akan Jalan kebenaran. Multijenis dalam mencari kebahagiaan, ada juga yang mencari kebahagiaan hingga menghabiskan harta bendanya demi kebahagiaan tersebut, dengan dasar ingin mendapatkan kebahagiaan secara spontan. Kita tahu bahwa semua itu timbul karena adanya rasa takut yang selalu menyelimuti hidup mereka. Tetapi sadarkah mereka menempuh Jalan tersebut? Mengapa kita mempunyai pola pikir yang sempit seperti itu? Buddha selalu menganjurkan agat pikiran, ucapan dan perbuatan kita selalu dijaga dengan baik. Dengan adanya syndrome itu telah menunjukkan bahwa diri kita masih kosong didalam menyelami tentang kebenaran. Selagi pikiran (mano), ucapan (vacci), serta perbuatan (kaya) tidak terjaga dengan baik selama itu pula kesesatan akan terus merajalela. Barangkali kita harus bisa membuktikan apa yang telah Buddha ajarkan. Saudara, kita semua sebenarnya sama-sama mempunyai dasar yang sama untuk menemukan kebahagiaan yang hakiki dengan jalan yang benar. Maka dari itu kita hendaknya mempunyai suatu tujuan yang bisa memberi manfaat serta makna dalam kehidupan kita saat ini maupun kehidupan kita yang akan datang. Dalam artian kita harus bisa melakukan hal terbaik yang akan menunjang hidup kita sendiri. Sudah saatnyalah kita membangun diri kita dengan suatu perubahan dalam hidup kita.

Prinsipnya sangat sederhana sekali;

1. Lakukanlah penyadaran dalam diri kita sendiri

Pertama-tama kita harus mengerti tentang Tiratana; Buddha, Dhamma dan Sangha. Karena ketiganya adalah tempat perlindungan yang sejati didalam Buddhisme, dimana seseorang akan merasa aman didalamnya. Dalam hal ini kita wajib mununtun diri kita serta mengontrolnya demi terwujudnya suatu kondisi yang benar-benar memungkinkan untuk kita pahami, dasarnya adalah Kesadaran/perhatian (Sati). Segera setelah mengontrol diri menjadi baik, maka kejujuran dan kebaikan akan muncul. Disamping itu pula kita akan tentram dan terbebas dari rasa kekhawatiran dan ketakutan. Tidak ada suatu tindakan yang agresif yang akan mencelakakan, sehingga tidak akan ada lagi ketakutan muncul. Ini adalah bentuk dari kebahagiaan, hampir sama dengan keadaan surga, walaupun saya belum pernah melihatnya tetapi saya yakin dan percaya bahwa keadaan surga sangat comfortable dan peaceful. Itulah pentingnya berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha atas penyadaran diri kita, sehingga kita tidak akan menciptakan suatu keadaan yang semakin memperburuk hidup kita.

2. Hadapilah kenyataan hidup ini dengan mental yang sehat.

Selama kita masih merasakan suatu hal yang kita anggap kurang memuaskan dan membahagiakan, anggaplah itu sesuatu yang wajar. Memang dalam kenyataannya keadaan hidup kita tidak selalu stabil seperti yang kita harapkan, selalu berubah-ubah dan selalu dipengaruhi oleh Anicca, Dukkha dan Anatta. Itulah sifat alami hidup kita, selama kita tidak bisa mengendalikan diri kita maka hal itu akan selalu membuat diri kita dalam keadaan tidak sadar. Bergegaslah untuk menyadari semua itu, banyak hal yang penting yang harus kita pilih, misalnya; pola pikir, pola nilai dan sebagainya. Tidak ada seorangpun yang bisa menentukannya terkecuali diri kita sendiri. Itulah sebabnya kita harus berusaha menciptakan suatu pikiran yang sehat agar tidak larut dalam keadaan takut dan kwatir. Berusahalah dengan kemampuan yang ada, agar segala ketakutan dan kekwatiran tidak terus-menerus membelenggu diri kita.

3. Kendalikan semua emosi-emosi yang akan muncul.

Pada saat keinginan kita akan muncul, sadari itu dan jangan biarkan keinginan itu mempersulit pekerjaan-pekerjaan kita. Jadi harus bagaimana? Iya kita perlu mengendalikannya, Cuma itu. Jangan malah kita mengikuti perasaan-perasaan yang sering muncul. Cara untuk mengatasi situasi seperti ini menurut opini saya bukan lari atau menghindar dari keadaan itu, tetapi kita harus berusaha untuk menciptakan suatu keadaan yang flexible. Lihat, tidak peduli dimana saja, siapa saja apabila emosi itu dibiarkan maka akan mengakibatkan suatu keadaan menjadi buruk. Kalau kita sendiri yang merasakannya, saya yakin kita sendiri pula yang bisa mengendalikannya. Dan itu semua tergantung kita sendiri, selagi kita masih tetap konservatif untuk membiarkan emosi-emosi itu muncul maka kita sendiri pula yang merasakannya.

4. Ciptakan pola pikir yang bisa menunjang hidup yang benar.

Salah satunya adalah mengambil suatu inisiatif yang benar-benar mampu merubah sifat-sifat kita yang masih pasif. Serta berusaha untuk mengabdikan diri untuk menyayangi orang lain dan mengabdikan diri bagi masyarakat disekitar kita agar supaya perbuatan kita bisa menciptakan sesuatu yang bisa memberikan tujuan dan makna kepada kita. Tolonglah mereka yang membutuhkan pertolongan, berusahalah menghibur mereka yang sedang bersedih dan bantulah mereka dengan niat yang baik yang tanpa embel-embel ataupun pamrih dibalik semua itu.

Kebaikan itulah yang akan menjadi modal terbesar kita untuk meraih cita-cita luhur kita nantinya. Disini kita tidak membeda-bedakan suku, ras, derajat maupun yang lainnya. Tetapi kita hanya membutuhkan suatu kesadaran, niat yang tulus dan tekad yang kuat untuk melakukannya, bisakah kita menyadari akan semua hal ini? Tidak ada suatu istilah terlambat untuk melakukan semua ini. Lakukanlah! Begitu banyak orang-orang menjalani hidup ini tanpa makna sama sekali, mereka separuh terlelap, bahkan meskipun mereka sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang menurut mereka penting, hal ini terjadi karena mereka sedang menuju sasaran-sasaran yang salah. Satu-satunya cara yang paling tepat adalah memahami, mengerti dan melihat akan keadaan ini, karena keadaanlah yang merupakan suatu realitas kehidupan yang paling tinggi didunia ini. Bagi kita yang percaya akan Dhamma serta didorong keyakinan yang kuat, jalankan dhamma dengan sungguh-sungguh sehingga kita akan menikmati hasilnya (Phala). Dan barang siapa yang mengabaikan Dhamma silahkan pertahankan sifat-sifat itu. Dan apabila mereka masih terus-menerus bersikeras mempertahankan sifat itu maka mereka tidak akan merasa bahagia dan tidak puas akan keadaan ini. Diupamakan seorang yang berlindung disuatu tempat yang salah, seperti seorang yang ingin menyebrang dari sebuah lautan tetapi dia hanya berdiri ditepi dan mengharapkan daratan ditepi laut datang menghampirinya, tanpa ada usaha atau tekad untuk menyebrang. Tetapi jika seseorang ingin menyebrangi sebuah lautan tentunya dia butuh energy dan tekad yang kuat dengan menggunakan sesuatu yang mana bisa untuk menyebranginya. Kita seorang Buddhist harus bisa mengambil suatu kebijakan yang arif dan bijaksana dalam berlindung. Itu antara lain seorang Buddhist tidak hanya percaya dan berharap tetapi pergi dan mencari tempat perlindungan yang aman serta bisa memberikan suatu keadaan damai dan bahagia baik lahir dan batin. Buddha bersabda; dengan munculnya keyakinan maka seseorang akan bergaul dengan orang-orang bijaksana, kepada siapa ia memberikan telinganya dan mendengarkan nasehatnya (Dhamma) lalu ia mengingatnya, meniliti maknanya dan menemukan kebenarannya, maka didalam dirinya akan muncul keinginan untuk mempraktekkannya dan ia akan berlatih, mengkaji ulang dan terus berusaha hingga ia mengalami kebenaran tertinggi. Orang-orang yang mempunyai keyakinan yang kuat, orang tersebut akan bahagia, karena keyakinan adalah dasar dari segala-galanya. Marilah kita bersama-sama hidup didalam suatu perlindungan yang aman serta bisa memberi manfaat bagi kehidupan kita. Agar supaya hidup kita penuh makna baik lahir dan batin didunia ini maupun didunia yang akan datang. Selamat membuktikan!! Barang siapa yang mempraktekkan kehidupan benar maka ia akan bahagia didunia ini maupun dunia yang akan datang.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

Semoga semua makluk turut berbahagia