Lima Peraturan yang Indah

Oleh : Bhikkhu Khemanando

Peraturan yang pertama Pãnãtipãtã Veramanî Sikkhãpadam Samãdiyãmi

Bertekad untuk melatih diri menghindari pembunuhan makluk hidup.

Dengan menyadari akan penyebab penderitaan yang dialami makluk lain, mari kita bertekad untuk menanamkan rasa belas kasih dan kasih sayang terhadap semua makluk. Dengan menanamkan sifat-sifat ini maka kita akan belajar untuk melindungi kehidupan semua makluk. Mari kita bertekad untuk tidak membunuh makluk hidup atau mengakibatkan yang lain terbunuh. Dan juga tidak akan menghendaki suatu pembunuhan didunia ini melalui cara berpikir maupun melalui jalan hidup kita. Pembunuhan tetap sebagai pembunuhan dan barang siapa yang mengakibatkan yang lain terbunuh maka itu sama halnya telah membunuh diri sendiri. Orang yang selalu menciptakan bentuk-bentuk pembunuhan didalam pikirannya maupun didalam jalan hidupnya, maka orang semacam itu tidak akan pernah menemukan jalan yang benar. Sesuai dengan apa yang telah Sang Buddha sabdakan didalam Samyutta Nikaya I:227 ,yang berbunyi : “sesuai dengan apa yang telah diperbuat maka begitulah buah yang akan diterima, pembuat kebajikan akan mendapatkan kebajikan dan pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula maka taburlah benih-benih kebajikan maka engkau pulalah yang akan merasakan akibatnya”.

Peraturan yang kedua Adinnãdãnã Veramanî Sikkhãpadam Samãdiyãmi

Bertekad untuk melatih diri menghindari pencurian sesuatu yang tidak diberikan.

Dengan menyadari akan penyebab penderitaan yang ditimbulkan dari segala macam bentuk kekerasan atau eksploitasi, ketidakadilan, perampasan, dan penindasan atau penganiayaan. Mengakibatkan yang lain mengalami kerugian materi dan mental. Mari kita bertekad untuk menanamkan rasa cinta kasih dan belajar yang terbaik untuk orang lain, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Mari kita bertekad untuk mempraktekkan kemurahan hati dengan membagikan waktu kita, energi maupun sumber materi kepada yang membutuhkannya. Mari kita bertekad untuk menghormati hak milik orang lain, dan mencegah yang lain mencari keuntungan dengan jalan mengakibatkan yang lain menderita atau mengakibatkan penderitaan jenis lainnya dibumi pertiwi ini.

Peraturan yang ketiga Kãmesumecchãcãrã Veramanî Sikkhãpadam Samãdiyãmi

Bertekad untuk tidak melakukan suatu hubungan sexsual yang salah.

Dengan menyadari akan penyebab penderitaan didunia ini yang banyak disebabkan oleh hubungan seksual yang salah, mari kita bertekad untuk belajar bertanggungjawab dan belajar melindungi serta mengamankan integritas individu, pasangan, keluarga dan masyarakat. Mari bertekad untuk tidak melakukan suatu hubungan yang salah. Dan selalu berusaha menciptakan kebahagiaan didalam diri sendiri maupun orang lain yang hidup disekitar kita. Mari kita bertekad untuk selalu menghormati hak diri sendiri maupun hak orang lain. Dan mari kita melakukan sesuatu untuk melindungi anak-anak dari seksual yang salah dengan segala energi yang kita miliki dan mencegah kehancuran suatu pasangan atau keluarga dari kelakuan yang tidak senonoh.

Peraturan yang keempat Musãvãdã Veramanî Sikkhãpadam Samãdiyãmi

Bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.

Dengan menyadari akan penyebab suatu penderitaan yang timbulkan oleh suatu ucapan yang salah dan tidak adanya kemampuan untuk mendengarkan orang lain. Mari kita bertekad untuk merubah segala bentuk ucapan kita yang mana kita sadari masih dalam level kurang sehat, disamping itu kita berusaha mendengarkan titah orang lain dengan penuh rasa hormat supaya membawa suatu kegembiraan dan kebahagiaan bagi diri kita sendiri dan orang lain dan secara otomatis mengurangi penderitaannya. Dalam artian jika kita tidak peduli akan nasehat atau titah orang lain, bagaimana perasaan mereka? Tetapi jika kita menerima serta mendengarkannya dengan rasa hormat maka orang yang menasehati kita juga akan merasa senang. Mengetahui kata-kata yang bisa menciptakan kebahagiaan atau penderitaan akan membuat kita punya semangat untuk menerapkan dalam hidup kita dan mari bertekad untuk belajar berbicara yang benar, dengan kata-kata yang terinspirasi dari kenyakinan diri kita, kegembiraan serta penuh harapan. Mari bertekad untuk tidak menyebarkan suatu berita jika kita tidak mengetahuinya dengan pasti dan tidak mengritik atau menyalahkan orang lain jika kita tidak tahu dengan benar. Mari kita menahan diri dari ucapan-ucapan yang bisa menimbulkan sebuah keretakan atau perselisihan suatu keluarga maupun komunitas masyarakat. Mari kita membuat suatu usaha untuk mendamaikan dan memecahkan semua konflik dilingkungan masyarakat kita, betapapun kecilnya konflik itu.

Peraturan yang kelima Surãmerayamajjapamãdatthãnã Veramanî

Sikkhãpadam Samãdiyãmi

Bertekad untuk melatih diri menghindari segala bentuk minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran. Mari kita bertekad untuk menjaga kesehatan jasmani dan batin kita, didalam keluarga kita serta didalam masyarakat kita dengan mempraktekkan suatu perenungan serta penyadaran, disaat makan, minum, dan disaat kita sedang mengomsumsi segala sesuatu. Mari kita bertekad untuk tidak ketagihan suatu makanan sehingga kita selalu sadar demi mewujudkan suatu perdamaian didalam diri kita, keluarga kita, lingkungan kita maupun Negara kita. Dengan melalui kesadaran kita, mari kita bertekad untuk menjauhi segala jenis minuman yang beralkohol serta makanan yang dapat menyebabkan suatu ketagihan, apapun mereknya yang melalui program TV, Majalah, buku, film maupun didalam suatu pembicaraan. Kita harus sadar bahwa merusak fisik atau kesadaran kita dengan racun adalah suatu penghianatan terhadap Ajaran kita, leluhur kita, orang tua kita, masyarakat kita dan generasi kita yang akan datang. Mari kita berusaha untuk merubah segala kekerasan, ketakutan, kemarahan dan kekacauan yang ada didalam diri kita dengan mempraktekkan sila didalam kehidupan kita. Agar supaya masyarakat tahu bahwa dengan mempraktekkan moralitas atau sila adalah sesuatu yang luhur untuk perubahan diri serta perubahan masyarakat seluruhnya.

semoga bermanfaat…..