Tentang Y.M Ananda Thera

 

                       Bhante Ananda adalah pendamping setia Buddha. Ia adalah sepupu Buddha. Ia adalah bendahara Dhamma! Tetapi ada juga hal unik tentang Bhante Ananda yang membuatnya sangat disenangi semua orang, terutama bhikkhuni Sangha. Hal ini akan dijelaskan, akan tetapi marilah dulu kita mengenal Beliau lebih dekat.

Pendamping  Buddha (Buddha Upatthaka)

Sebelum Bhante Ananda menjadi pendamping Buddha, terdapat beberapa bhikkhu yang mendampingi Buddha. Akan tetapi karena usia Beliau yang semakin lanjut, Beliau menyadari bahwa Tathagata memerlukan seorang pendamping setia. Suatu hari ketika para bhikkhu sedang berkumpul,  Buddha bertanya, “Apakah diantara kalian ada yang bersudi menjadi pendampingku?” Semua bhikkhu mengajukan diri kecuali Bhante Ananda. Ketika ditanya mengapa Beliau tak mengajukan diri, Bhante Ananda menjawab, “Tathagata (Buddha) telah mengetahui siapa yang akan menjadi pendamping Beliau.” Sebelum diajukan menjadi pendamping Buddha, Bhante Ananda mengajukan 8 syarat kepada Buddha. Syarat-syarat tersebut yakni:

1) Buddha tidak boleh memberikan jubah-jubah kepadanya.
2) Buddha tidak boleh memberikan dana makanan kepadanya.
3) Buddha tidak boleh memberikan kamar kepadanya.
4) Buddha tidak boleh mengikutsertakan dirinya dalam suatu undangan pribadi (seperti undangan untuk memberi ajaran Dhamma sewaktu akan menerima dana makanan).
5) Apabila ia menerima undangan makan, ia boleh meneruskan undangan tersebut kepada Buddha.
6) Bila ada perantau yang datang, ia boleh memperkenalkan mereka kepada Buddha.
7) Jika ia mempunyai keragu-raguan atau pertanyaan-pertanyaan tentang Dhamma, ia boleh mengutarakan hal tersebut kepada Buddha pada setiap waktu.
8) Apabila Buddha memberikan kotbah sewaktu ia sedang tidak hadir, ia boleh meminta Buddha untuk mengulangi kotbah tersebut kepadanya secara pribadi.
Syarat 1-4 diajukan Bhante Ananda untuk menghindari keuntungan materi yang dapat diraihnya sebagai pendamping Buddha. Sedangkan syarat 5-8 diajukan Beliau dengan harapan Dhamma akan tetap awet (begitulah semangat seorang bendahara Dhamma!). Dari syarat-syarat Beliau, terlihat jelas kebijaksanaan Bhante Ananda. Dan tentunya Buddha dengan senang hati menerima syarat-syarat Beliau.

Ingatan yang tajam

                      Seorang Sammasambuddha selalu memiliki seorang pendamping setia dan dua murid utama. Begitu pula dengan Buddha Gotama! Bhante Ananda adalah pendamping setia Buddha. Sedangkan Bhante Sariputta dan Bhante Maha Moggalana adalah kedua murid utama Buddha. Dari semua murid Buddha, Bhante Sariputtalah yang terbijaksana dan Bhante Maha Moggalanalah yang termahir dalam hal kegaiban. Walaupun demikian, hanya Bhante Anandalah yang diberkahi kesempatan untuk mendengar semua kotbah Buddha. Dan karena Bhante Ananda telah bertekad hendak menjadi seorang pendamping Sammasambuddha (baca jataka—kehidupan lampau  Buddha), maka Beliau dikaruniai ingatan yang sangat tajam. Buddha, Bhante Ananda, Bhante Sariputta, dan Bhante Maha Monggalana telah berulang kali hidup bersama di kehidupan-kehidupan lampau mereka. Oleh karena itu, keempat makhluk mulia ini memiliki hubungan yang sangat erat.

Kebijaksanaan yang tinggi

                       Berkali-kali Buddha memuji kebijaksanaan Bhante Ananda di depan Sangha. Buddha berkata, “O, Bhikkhu, walaupun Ananda hanya seorang Sotapanna, tetapi kebijaksanaannya sangatlah tinggi.” Dan berkali-kali Buddha menyuruh Bhante Ananda untuk membabarkan Dhamma. Jelasnya Bhante Ananda diberikan kepercayaan untuk mewakili Buddha dalam beberapa kotbah Dhamma.

Sifat penuh kasih sayang

Bhante Ananda sangat mengasihi Buddha. Ia merawat  Buddha ketika Beliau sedang sakit, letih, dan lemah. Dan sifat kasih sayangnya tak hanya ditujukan kepada gurunya, akan tetapi kepada semua makhluk. Ia sering meminta izin kepada Buddha untuk diperbolehkan pergi menolong umat awam yang memerlukan bantuannya. Jelasnya Bhante Ananda memiliki metta (cinta kasih) dan karuna (belas kasihan) yang sungguh dalam. Ketika Devadatta melepaskan gajah liar untuk membunuh Buddha, Bhante Ananda menghadang gajah liar tersebut dengan harapan Buddha tak dilukai. (Perlu diketahui bahwa Bhante Ananda memiliki kekuatan fisik yang luar biasa.) Dan sifat kasih sayangnya ini adalah bagaikan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

Pembentukan bhikkhuni Sangha

                       Bhante Ananda adalah bhikkhu yang sangat memperhatikan kesejahteraan kaum wanita. Oleh permintaan Beliaulah, bhikkhuni Sangha terbentuk. Dan Bhante Ananda jugalah yang paling disenangi para bhikkhuni. Di dalam Jataka dijelaskan bahwa Bhante Ananda pernah dilahirkan menjadi seorang wanita, dan oleh karena itu ia sangat menghargai kaum wanita. Biasanya ketika bhikkhuni Sangha berkumpul, mereka mengundang Bhante Ananda untuk memberikan kotbah Dhamma kepada mereka.

Tanpa nafsu

                      Walaupun sewaktu Bhante Ananda masih seorang Sotapanna, pikirannya tak pernah dinodai nafsu. Bhante Ananda pernah diundang seorang bhikkhuni yang sedang jatuh cinta kepadanya. Bhikkhuni tersebut berbaring di kamar dan pura-pura sakit. Mengetahui hal ini, Bhante Ananda menjelaskan Dhamma kepadanya, “Seseorang yang memiliki sifat ke-aku-an masih bisa mencapai Nibbana bila ia berpikir, ‘Oh, bhikkhu itu telah mencapai kesucian, mengapa diriku belum? Saya akan melatih diri lebih giat, dan saya juga akan mencapai kesucian kelak.’ Begitu pula dengan seseorang yang memiliki keinginan (yakni, keinginan mencapai Nibbana), ia masih dapat mencapai kesucian dengan berlandaskan keinginan tersebut. Akan tetapi, O Bhikkhuni, Buddha dengan jelas mengatakan bahwa hubungan intim memutuskan jembatan menuju ke kesucian.” (Baca Bhikkhuni Sutta) Setelah mendengar nasehat ini, bhikkhuni tersebut menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada Bhante Ananda.

Segunung kamma baik

                        Sebelum Buddha mencapai Parinibbana, Beliau menghanturkan rasa terima kasih Beliau kepada Bhante Ananda, “O, Bhikku, ketahuilah bahwa Ananda sangatlah bijaksana. Ia sangat ahli merawat kebutuhanku. Ia mengatur waktu yang tepat untukku membabarkan Dhamma. Ia sangat disenangi semua orang. Ia telah berbuat banyak kebajikan sehingga kalau saja ia berusaha lebih giat, ia akan mencapai kesucian Arahat dalam waktu yang sangat singkat.” Dan benarlah seperti yang dikatakan Sang Buddha, malamnya sebelum sidang Sangha pertama Bhante Ananda mencapai kesucian Arahat sewaktu kepalanya menyentuh bantal (ketika Beliau hendak beristirahat).
Jasa Bhante Ananda dalam mengumpulkan semua kotbah Buddha (mewariskannya kepada kita semua) sangatlah besar. Kebijaksanaan dan kasih sayang Beliau juga perlu kita hargai. Perantau China di abad kelima, Fa Hien, menulis di catatannya, “Stupa (relik) Bhante Ananda sangatlah dihormati oleh umat setempat terutama oleh para bhikkhuni.”